Dipanggil oleh guru BK? Iiiihh,,,seumur umur jangan sampai deh berhubungan dengan guru BK. Begitulah kira-kira anggapan sebagian besar siswa sejak jaman dulu, bahwa siswa yang dipanggil guru BK selalu dikonotasikan negatif mempunyai masalah atau mereka yang telah melakukan pelanggaran tata tertib sekolah.
Anggapan Guru BK sebagai penegak disiplin, dengan memberikan sanksi kepada siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah masih belum bisa lepas, bisa jadi karena salah sugas guru BK termasuk dalam satuan tugas keamanan dan ketertiban.
Guru BK dianggap sebagai hakim, yang mecari-cari kesalahan siswa, sehingga siswa takut dan menghindari guru BK. Hal menjadikan hambatan tersendiri yang sangat besar bagi guru BK dalam menangani penyelesaian masalah siswa.
Adalah tugas berat bagi guru BK untuk bisa mewujudkan dan memaksimalkan tugas dan fungsi BK sebagaimana slogannya,,”BK itu Bukan Polisi Siswa, Bukan Tempat Pengadilan tetapi BK adalah sahabat siswa dalam kesulitan hambatan, BK Peduli Siswa dalam Masalah dan Perkembangan Siswa”. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut guru BK dituntut untuk memiliki kompetensi lebih dari cukup dalam hal knowledge, skill sikap mental, dan juga kemampuan berkomunikasi yang baik.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh guru BK untuk menghilangkan citra buruk terhadap BK yang sudah tertanam sejak lama tersebut, salah satunya adalah guru BK harus mempunyai pribadi yang terbuka kepada siswa,sikap menerima setiap permasalahan siswa apaadanya, sikap menjadi teman dan siap berbagi dengan siswa.
Berhasil tidaknya proses Bimbingan dan Konseling sangat tergantung kepada bagaimana terjadinya hubungan yang baik antara guru dan siswa. Dalam hal ini guru BK harus mampu menempatkan diri sebagai sahabat dan mampu melayani setiap konsultasi masalah siswa.
Guru BK diharapkan benar-benar mampu memahami karakter setiap siswa yang berbeda-beda, serta dapat mengerti, memahami, maksud, tujuan kebutuhan siswa sesuai dengan tugas masanya. Seorang guru BK harus siap mendengarkan setiap permasalahan siswa ,dalam kondisi apapun dia secara pribadi,
Fenomena lain yang bisa menghambat keberhasilan proses konseling adalah tidak tersedianya fasilitas ruang BK yang memadai. Ruang konseling dianggap sama dengan ruang kerja guru yang seadanya. Padahal idealnya ruang konseling itu punya desain interior secara furniture yang diatur sesuai dengan orientasi teori konseling dan terapi konselor terhadap kliennya, sehingga siswa tidak takut masuk ruang BK serta merasa nyaman berada diruang BK. Namun demikian dalam rangka mencapai tujuan menjadikan BK sahabat siswa dimana saja dan kapan saja tidak harus tergantung ruang dan waktu.
Proses konseling bisa dilakukan di luar ruangan, misalkan di kursi taman sekolah ataupun di bawah pohon rindang. Dimanapum area sekolah yang nyaman untuk berbincang dan melakukan konsultasi asalkan bisa tercapai tujuan konseling.
Selain itu media handphone juga bisa digunakan sebagai sarana curhat siswa bila belum memungkinkan untuk bertatap muka disekolah. Jika guru sudah bisa berposisi menjadi sahabat bagi gurunya maka siswa akan lebih enak mencurahkan isi hatinya, dan akhirnya guru BK akan mampu membantu siswa menemukan probem solving ( pemecahan masalah ) mereka.
Imam Irfa'i,S.Kom.I
Guru BK Kls VIII. SMPN 1 Model Babat Toman
Imam Irfa'i,S.Kom.I
Guru BK Kls VIII. SMPN 1 Model Babat Toman
0 komentar:
Posting Komentar