SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SMP NEGERI 1 BABAT TOMAN. WEBSITE INI DIBUAT SEBAGAI MEDIA INFORMASI TERKAIT DENGAN KEGIATAN SEKOLAH. SEMOGA BERMANFAAT.

Kamis, 26 Januari 2017

DISIPLIN TOLAK UKUR KEBERHASILAN

Goresan Pena
Oleh Kepala SMP Negeri 1 Babat Toman Muri, S. Pd, M.Si

Tim Kreatif – Kedisiplinan merupakan sifat yang seharusnya sudah dimiliki oleh seluruh pelajar. Program kedisiplinan ini diakui menjadi patokan bagi SMPN 1 Babat Toman dalam membentuk siswa yang lebih baik dan memilki kepribadian yang unggul. Dalam penerapan disiplin, pihak sekolah menerapkan ini ke semua siswa tanpa pandang bulu dan semua dianggap mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Salah satu keberhasilan dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa adalah munculnya sikap disiplin pada diri seorang siswa. Disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan  nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar ada orang yang mengatakan bahwa bahwa si A adalah orang yang memiliki kedisiplinan tinggi, Si B orang yang kurang disiplin, sedangkan si C orang yang tidak disiplin dan sebagainya. Itu semua merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap orang lain. Dan terkadang kita juga dengan mudah menilai orang lain, apakah dia tergolong orang yang disiplin atau tidak disiplin. Dengan demikian, Disiplin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Kedisiplinan pada diri seseorang mudah terlihat, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat maupun lebih khusus lagi pada lingkungan sekolah dimana banyaknya pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa-siswa yang kurang disiplin. Hal ini karena, dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah  tentunya setiap siswa tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah, dapat disebut dengan tata tertib sekolah atau disiplin sekolah. Dengan demikian, disiplin sekolah merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Misalnya, aturan berpakaian bagi siswa, datang tepat waktu, etika dalam belajar bagi siswa dan sebagainya.
Dalam menerapkan kedisiplinan terkadang dilingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya di lingkungan sekolah, terkadang diterapkan pula dengan pemberian hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari perilaku tidak disiplin atau pelanggaran terhadap aturan. Walaupun, kadangkala peberian hukuman (sanksi) menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik dan kesalahan perlakuan psikologis. Karena itu, bagi sekolah terutama guru harus memahami tujuan diterapkanya penegakan disiplin di lingkungan sekolah. Menurut Maman Rachman tujuan disiplin sekolah adalah: memberi dukungan bagi siswa agar terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, mendorong siswa untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhkan siswa dari hal-hal yang dilarang sekolah, menuntun siswa untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
Secara umum tujuan disiplin sekolah adalah agar terciptanya keamanan, kenyamanan dan lingkungan belajar yang tenang terutama di kelas. Sebab, Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dalam menerapkan disiplin terutama dalam lingkungan sekolah, ada dua jenis disiplin  yang harus dikembangkan terutama dilingkungan sekolah, yaitu: Pertama, Disiplin preventif, yakni upaya yang dilakukan untuk menggerakkan siswa dalam mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Dengan demikian, siswa diharapkan berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang berlaku. Kedua, Disiplin korektif, yakni upaya yang dilakukan untuk mengarahkan siswa agar tetap mematuhi peraturan. Hal ini dimaksudkan, agar bagi yang melanggar peraturan sekolah diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Seorang guru dituntut harus memberikan contoh atau teladan  yang baik kepada siswanya. sebab, Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru yang dilihat dan didengar oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubari siswa dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Karena itu, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan guru dalam menanamkan sikap disiplin, di antaranya adalah: Pertama, guru harus dapat menjadi contoh teladan dalam berdisiplin. Misalnya, guru harus datang tepat waktu. Sebab jika guru tidak datang tepat waktu, jangan diharapkan siswa akan memiliki sikap disiplin dan datang tepat pada waktunya. Karena itu, guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas, apalagi jarang hadir dalam kelas. Kedua, guru diharapkan secara konsisten terus mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil yang terbaik, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan yang diberikan oleh guru. Ketiga, guru dan sekolah menerapkan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar siswa.

Dari tiga cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan disiplin pada diri siswa, maka guru sebagai pendidik dilingkungan sekolah harus senantiasa dapat menjadi contoh teladan bagi siswanya, yaitu dapat menampilkan perilaku disiplin.

0 komentar:

Posting Komentar