Goresan Pena
Oleh Kepala SMP Negeri 1 Babat Toman Muri, S.
Pd, M.Si
Tim
Kreatif – Kedisiplinan merupakan sifat yang seharusnya sudah dimiliki oleh
seluruh pelajar. Program kedisiplinan ini diakui menjadi patokan bagi SMPN 1
Babat Toman dalam membentuk siswa yang lebih baik dan memilki kepribadian yang
unggul. Dalam penerapan disiplin, pihak sekolah menerapkan ini ke semua siswa
tanpa pandang bulu dan semua dianggap mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Salah
satu keberhasilan dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa adalah
munculnya sikap disiplin pada diri seorang siswa. Disiplin merupakan kondisi
yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar ada
orang yang mengatakan bahwa bahwa si A adalah orang yang memiliki kedisiplinan
tinggi, Si B orang yang kurang disiplin, sedangkan si C orang yang tidak
disiplin dan sebagainya. Itu semua merupakan bentuk penilaian seseorang
terhadap orang lain. Dan terkadang kita juga dengan mudah menilai orang lain,
apakah dia tergolong orang yang disiplin atau tidak disiplin. Dengan demikian,
Disiplin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar tidak melanggar peraturan
yang berlaku.
Kedisiplinan
pada diri seseorang mudah terlihat, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat
maupun lebih khusus lagi pada lingkungan sekolah dimana banyaknya pelanggaran
tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa-siswa yang kurang disiplin. Hal
ini karena, dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah tentunya setiap
siswa tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang
diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai
dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan
ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolah, dapat disebut dengan tata tertib sekolah atau disiplin sekolah. Dengan
demikian, disiplin sekolah merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk
berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolah. Misalnya, aturan berpakaian bagi siswa, datang tepat waktu, etika
dalam belajar bagi siswa dan sebagainya.
Dalam
menerapkan kedisiplinan terkadang dilingkungan keluarga, masyarakat dan
khususnya di lingkungan sekolah, terkadang diterapkan pula dengan pemberian
hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari perilaku tidak disiplin atau
pelanggaran terhadap aturan. Walaupun, kadangkala peberian hukuman (sanksi)
menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak
dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik dan kesalahan perlakuan psikologis.
Karena itu, bagi sekolah terutama guru harus memahami tujuan diterapkanya
penegakan disiplin di lingkungan sekolah. Menurut Maman Rachman tujuan disiplin
sekolah adalah: memberi dukungan bagi siswa agar terciptanya perilaku yang
tidak menyimpang, mendorong siswa untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar,
membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan
menjauhkan siswa dari hal-hal yang dilarang sekolah, menuntun siswa untuk
melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
Secara
umum tujuan disiplin sekolah adalah agar terciptanya keamanan, kenyamanan dan
lingkungan belajar yang tenang terutama di kelas. Sebab, Di dalam kelas, jika
seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin
menjadi kurang termotivasi dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk
mencapai hasil belajar yang baik. Dalam menerapkan disiplin terutama dalam
lingkungan sekolah, ada dua jenis disiplin yang harus dikembangkan
terutama dilingkungan sekolah, yaitu: Pertama, Disiplin preventif, yakni upaya
yang dilakukan untuk menggerakkan siswa dalam mengikuti dan mematuhi peraturan
yang berlaku di lingkungan sekolah. Dengan demikian, siswa diharapkan
berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang berlaku.
Kedua, Disiplin korektif, yakni upaya yang dilakukan untuk mengarahkan siswa
agar tetap mematuhi peraturan. Hal ini dimaksudkan, agar bagi yang melanggar
peraturan sekolah diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya
sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Seorang
guru dituntut harus memberikan contoh atau teladan yang baik kepada
siswanya. sebab, Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru yang dilihat dan
didengar oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubari
siswa dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah.
Karena itu, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan guru dalam menanamkan sikap
disiplin, di antaranya adalah: Pertama, guru harus dapat menjadi contoh teladan
dalam berdisiplin. Misalnya, guru harus datang tepat waktu. Sebab jika guru
tidak datang tepat waktu, jangan diharapkan siswa akan memiliki sikap disiplin
dan datang tepat pada waktunya. Karena itu, guru harus menghindari kebiasaan
masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas, apalagi
jarang hadir dalam kelas. Kedua, guru diharapkan secara konsisten terus
mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk
dapat mencapai hasil yang terbaik, melalui pembinaan dan yang lebih penting
lagi melalui keteladanan yang diberikan oleh guru. Ketiga, guru dan sekolah
menerapkan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk
diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar siswa.
Dari tiga
cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan disiplin pada diri siswa, maka guru
sebagai pendidik dilingkungan sekolah harus senantiasa dapat menjadi contoh
teladan bagi siswanya, yaitu dapat menampilkan perilaku disiplin.
0 komentar:
Posting Komentar